Penataan Kawasan Paska Tsunami Senyap Selat Sunda Bersama IAI Banten

Bencana tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018 lalu memberikan duka kepada ibu pertiwi Indonesia. Tsunami yang menerjang kawasan pantai Selat Sunda ini telah merenggut banyak korban jiwa dan tempat tinggal masyarakat sekitar serta bangunan-bangunan lainnya. Oleh karena itu banyak hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan pihak lainnya untuk menaggapi bencana ini dan melakukan penataan kembali daerah yang terkena dampak bencana.

Pada Jumat, 4 Januari 2019 Ikatan Arsitektur Indonesia, Banten (IAI) bekerjasama dengan Prodi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya mengadakan workshop “Penataan Kawasan Paska Tsunami Senyap Selat Sunda” yang dibuka oleh pembica MADcahyo. Terdapat 2 workshop yang diberikan yaitu pemetaan kawasan yang terkena dampak bencana dan perbandingan material untuk pembangunan, mulai dari rumah, dapur umum dan fasilitas tahan bencana.

Workshop 1 dimulai dengan pengarahan mengenai penentuan fokus peninjauan kerusakan akibat tsunami sekitar 65 KM dari pusat kegempaan (Gunung Anak Krakatau) dan pemetaan dilakukan sekitar 1 KM dari bibir pantai. Pemetaan ini dilakukan untuk menunjukkan kondisi sebelum bencana sebagai dasar prioritas penataan kembali kawasan. Pemetaan dilakukan oleh mahasiswa diatas semester 5. Pengerjaan dibagi dua dengan 5 orang melakukan pemetaan dan 2 orang mencari data pendukung.

Kemudian, workshop 2 dimulai dengan pengarahan mengenai material untuk konstruksi di kawasan rawan bencana dan gempa. Mahasiswa yang mengikuti workshop diminta untuk mencari preseden bangunan tahan bencana dengan material kayu, bambu, baja, dan bata serta standar yang ada. Mereka juga mencari detail konstruksi dan harga yang kemudian dipresentasikan.

Prodi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya akan tetap mendampingi proyek ini selama 3 bulan kedepan. Dengan workshop ini, diharapkan dapat mengedukasi dan membantu penataan kembali daerah bencana tsunami Selat Sunda.